Sumbar  

Isu Tambang Ilegal di Sijunjung dan Sungai yang Menjadi Saksi

Rangkiangsumbar – Isu tambang ilegal di Sungai Palangki, Sijunjung, sempat menggelitik nalar publik. Bayangkan, sebuah aktivitas pertambangan liar disebut-sebut berada tepat di belakang Kantor Bupati—jantung pemerintahan daerah. Isu itu pun segera menyeruak menjadi sorotan, seakan menjadi potret lemahnya pengawasan dan ketidakberdayaan aparat.

Namun, fakta di lapangan ternyata berbeda. Razia besar-besaran yang dilakukan Polres Sijunjung bersama instansi terkait membuktikan bahwa Sungai Palangki kini bersih dari aktivitas ilegal. Warga pun angkat suara membantah tudingan. Mereka menyebut air keruh yang terlihat hanyalah akibat hujan deras, bukan ulah penambang.

Di sinilah persoalan muncul: betapa mudahnya sebuah isu berkembang menjadi opini publik tanpa diverifikasi terlebih dahulu. Masyarakat di hilir Sungai Kuantan, Riau, misalnya, sempat menuding Sijunjung sebagai penyebab keruhnya air. Padahal, alam punya mekanismenya sendiri yang kerap sulit diprediksi.

Isu tambang ilegal ini memberi kita pelajaran penting. Pertama, bahwa penindakan aparat memang nyata dan harus terus konsisten. Fakta hilangnya aktivitas tambang setelah razia menjadi bukti bahwa hukum masih bisa ditegakkan ketika ada keseriusan. Kedua, bahwa komunikasi publik harus diperkuat. Pemerintah daerah bersama aparat seharusnya lebih cepat menyampaikan informasi yang benar, agar kabar burung tidak berubah menjadi stigma berkepanjangan.

Lebih dari itu, isu Sungai Palangki seharusnya mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga lingkungan. Tambang ilegal bukan hanya soal keruhnya air, melainkan juga menyangkut masa depan ekosistem dan keberlanjutan hidup masyarakat yang bergantung pada sungai. Jika benar-benar sudah bersih, maka momentum ini jangan hanya berhenti di penertiban. Perlu ada pengawasan jangka panjang, pemberdayaan masyarakat, serta kebijakan tegas yang mencegah penambangan liar kembali terjadi.

Sungai, sejatinya, adalah cermin kehidupan. Keruh atau jernihnya aliran air mencerminkan cara kita memperlakukan alam. Jika Sungai Palangki sudah bebas dari tambang ilegal, maka tugas kita bersama adalah menjaga agar ia tetap jernih—tidak hanya dari lumpur, tetapi juga dari kabar yang keruh (*)