Sebaran 13 Ribu Relawan di Desk Relawan BNPB, Sumatera Barat Jadi Titik Terbesar

Rangkiangsumbar – Aksi kemanusiaan anak bangsa dalam menanggulangi bencana terus menunjukkan grafik yang mengagumkan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dr. Abdul Muhari, mencatat hingga semalam sebanyak 13.551 relawan telah terdaftar dalam sistem Desk Relawan BNPB. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan representasi ribuan individu yang siap siaga dan bergerak di lapangan untuk membantu sesama yang tertimpa musibah.

Dalam laporannya, Abdul Muhari merinci bahwa sebaran relawan tersebut mencakup berbagai wilayah di Indonesia, dengan konsentrasi terbesar saat ini berada di Sumatera Barat, yang tengah menghadapi fase pemulihan pascabanjir bandang. Selain itu, basis relawan dalam jumlah signifikan juga berasal dari Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Dukungan lintas provinsi ini menunjukkan kuatnya jejaring persaudaraan nasional ketika salah satu wilayah berada dalam kondisi darurat.

Kekuatan relawan ini turut didukung oleh keberadaan 352 lembaga yang secara resmi telah berkolaborasi dan mengintegrasikan aksi kemanusiaan mereka dengan BNPB. Lembaga-lembaga tersebut terdiri atas organisasi nirlaba, komunitas hobi, hingga tim emergency response dari sektor swasta. Sinergi antara individu dan institusi ini memastikan penanganan di lapangan berjalan terstruktur, mulai dari proses evakuasi hingga pendampingan psikososial bagi para penyintas.

Meski ribuan orang telah bergerak, Abdul Muhari memberikan apresiasi khusus kepada relawan yang beraksi dalam senyap. Ia menyebut kontribusi tersebut sebagai “Karya Hebat” anak bangsa yang kerap luput dari sorotan media. Banyak relawan bekerja di daerah pelosok, menembus medan berlumpur tanpa mengharapkan perhatian, semata-mata didorong oleh nurani dan panggilan kemanusiaan.

BNPB menyadari bahwa jumlah 13.551 relawan tersebut baru mencakup mereka yang terdaftar secara resmi di Desk Relawan. Di lapangan, jumlah relawan sesungguhnya diperkirakan jauh lebih besar, termasuk kelompok masyarakat lokal dan individu yang bergerak secara spontan. Abdul Muhari mengajak para relawan yang belum terdata untuk segera melaporkan keberadaannya guna mempermudah pemetaan kebutuhan tenaga di lokasi-lokasi yang belum terjangkau secara optimal.

Pendaftaran di Desk Relawan berfungsi untuk menjaga efektivitas manajemen bencana. Dengan pemantauan sebaran relawan per provinsi, BNPB dapat mengarahkan bantuan tenaga ke wilayah yang paling membutuhkan secara lebih presisi. Langkah ini bertujuan menghindari penumpukan relawan di satu titik, sementara daerah terdampak lainnya justru kekurangan tenaga, khususnya dalam proses pembersihan sedimen banjir yang memerlukan banyak dukungan fisik.

Gerakan masif belasan ribu relawan ini menjadi bukti bahwa semangat kebangsaan Indonesia tidak pernah luntur. Abdul Muhari menegaskan bahwa fenomena tersebut merupakan modal sosial paling berharga yang dimiliki bangsa. Relawan dari provinsi yang tidak terdampak rela menempuh perjalanan jauh menuju Sumatera Barat maupun wilayah bencana lainnya, membuktikan bahwa derita satu daerah adalah duka seluruh rakyat Indonesia.

BNPB berharap semangat kolaborasi ini tidak berhenti ketika air surut, melainkan terus berlanjut hingga masa rekonstruksi selesai. Dengan dukungan 13.551 relawan dan 352 lembaga, Indonesia diyakini memiliki ketangguhan yang kuat dalam menghadapi tantangan kebencanaan di masa mendatang. Karya hebat anak bangsa ini diharapkan terus menyala sebagai cahaya kemanusiaan di setiap sudut Nusantara yang berduka (*)