Rangkiangsumbar – Di sudut Parak Ubi, Kampung Tanjung, Kelurahan Kampung Lapai, suasana Senin (1/12) itu masih terasa berat. Rumah-rumah yang biasanya ramai aktivitas warga kini dipenuhi lumpur tebal sisa banjir bandang. Bau tanah basah bercampur kepedihan kehilangan harta benda. Dari 45 rumah yang dihuni 70 kepala keluarga, hampir semuanya terendam. Banyak yang tak lagi utuh perabotan rusak, kendaraan terbenam lumpur, hewan peliharaan yang tak sempat terselamatkan.
Di tengah suasana muram itu, secercah harapan datang melalui langkah cepat Tim Peduli Banjir Bandang Sumbar. Mereka hadir bukan sekadar membawa bantuan, tetapi membawa energi untuk membangkitkan kembali semangat warga.
Ketua PJKIP Sumbar, Almudazir, bersama Ketua FWP-SB Ucok Novrianto, menyerahkan langsung bantuan kepada Dahnil Ma’rut, perwakilan masyarakat setempat. Bantuan ini merupakan hasil gotong royong banyak pihak baik lembaga maupun perorangan yang digalang bersama untuk meringankan beban para korban.
“Sesuai arahan Koordinator Tim Peduli Banjir Bandang Sumbar, bantuan ini kita arahkan khusus untuk recovery lingkungan,” kata Almudazir.
Kondisi di lapangan memang memperlihatkan tantangan besar: tumpukan lumpur memenuhi rumah warga, sementara air PAM tidak mengalir akibat kerusakan Intek Perumda Air Minum yang diterjang banjir bandang.
Ucok menambahkan bahwa Tim Peduli fokus pada pembersihan lumpur yang masuk ke rumah. “Bantuan ini kita wujudkan dalam penyewaan pompa air lengkap dengan BBM dan biaya operasional makan minum,” ujarnya. Pompa air yang disiagakan membantu mendorong lumpur keluar dari rumah dan mengalirkannya ke Sungai Batang Kuranji.
Warga pun tak tinggal diam. Mereka bergotong-royong, saling bahu-membahu menyingkirkan sisa banjir dengan alat seadanya.
“Alhamdulillah, progress-nya cukup cepat. Mudah-mudahan dalam dua hari ini seluruh lumpur bisa dibersihkan,” harap Ucok.
Sementara itu, Koordinator Tim Peduli Banjir Bandang Sumbar, Adrian Tuswandi, memastikan bahwa penyaluran bantuan dilakukan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di lapangan. Adrian yang juga Ketua Jaringan Pemred Sumbar, saat ini turut mendampingi sejumlah menteri melihat langsung kondisi pascabencana di Sumatera Barat.
“Meski nilainya tidak besar, tapi setidaknya cukup untuk memulihkan sementara lingkungan warga yang terdampak,” ujar Adrian.
Di tengah kesulitan yang masih membayangi Sumatera Barat, aksi cepat tim relawan ini menjadi bukti bahwa kepedulian dapat meringankan beban. Parak Ubi mungkin masih berkubang lumpur, tetapi semangat gotong royong perlahan mengangkat warga kembali berdiri (*)

