Rangkiangsumbar – Hujan turun tanpa jeda sejak pagi buta di Kota Padang, Jumat (21/11). Rintiknya yang awalnya terdengar seperti ketukan lembut di atap rumah perlahan berubah menjadi dentuman air yang menenggelamkan suasana. Di Gang Babussalam I, Jalan DPR Ujung, Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, air datang bukan hanya sebagai tamu ia masuk sebagai ancaman.
Di sebuah rumah kecil di RT 04 RW 08, satu keluarga mulai merasakan kepanikan ketika genangan cepat menjulang hingga setinggi pinggang orang dewasa. Di dalam rumah itu, seorang ibu hamil dan satu anggota keluarga lainnya hanya bisa menunggu dengan cemas. Derasnya arus yang melintas di depan rumah membuat mereka tak mungkin keluar tanpa pertolongan.
“Air naik cepat sekali. Kami takut, terutama karena ada ibu yang sedang hamil,” ungkap seorang anggota keluarga kepada petugas yang datang menolong.
Kabar ini segera diterima oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang. Tanpa menunggu waktu, enam personel Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana dikerahkan. Di bawah komando Kepala Pelaksana BPBD Hendri Zulviton serta didukung tim Basarnas, mereka melaju menembus hujan yang masih belum mau berhenti.
Setiba di lokasi, air sudah mencapai 1,20 meter cukup tinggi untuk membuat siapa pun khawatir. Petugas melakukan penyisiran dari pintu ke pintu, memastikan aduan warga benar adanya. Suasana tegang menghiasi gang sempit itu. Warga lain ikut membantu, menyalakan lampu rumah dan memberikan tanda arah bagi petugas yang bergerak di antara aliran air cokelat yang deras.
Evakuasi dilakukan dengan perlengkapan keselamatan penuh. Dalam kondisi perut yang kian membesar, sang ibu hamil berjalan perlahan dibantu petugas, sesekali memegang lengan penolongnya untuk menahan keseimbangan. Hawa dingin hujan bercampur dengan ketakutan membuat proses ini terasa begitu panjang.
Akhirnya, keduanya berhasil dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi. Warga sekitar yang ikut menyaksikan tampak melepaskan napas lega. Mereka kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk mendapatkan pendampingan lebih lanjut.
Sementara itu, BPBD Kota Padang masih melakukan pendataan terhadap kerugian materi maupun warga lain yang terdampak banjir. Belum ada estimasi kerusakan, namun upaya pemantauan terus dilakukan.
Di pusat komando, Pusdalops BPBD Kota Padang mengimbau warga agar tetap waspada. Hujan yang belum mereda selalu menyimpan potensi banjir susulan. Warga diminta tidak ragu menghubungi layanan darurat Padang Sigap 112 jika membutuhkan bantuan.
Pagi itu, hujan akhirnya berhenti. Namun bagi keluarga yang dievakuasi, ingatan tentang air yang tiba-tiba merangsek masuk membawa rasa takut sekaligus harapan akan tinggal lebih lama dari sekadar peristiwa banjir (*)






