Padang  

Di Tengah Operasi Zebra, Truk Batubara Bermuatan Berlebih Masih “Berkuasa” di Jalanan Padang

Rangkiangsumbar – Setiap pagi di kawasan Panorama I, alunan suara mesin diesel bertonase besar menggeram memecah udara. Jalur menurun menuju Kota Padang itu kembali dipadati truk-truk batubara bermuatan tinggi seperti gunungan hitam yang siap runtuh kapan saja. Meski Operasi Zebra Singgalang 2025 tengah berlangsung, pemandangan itu tampak tidak berubah: truk tetap lalu lalang, pengendara tetap was-was, dan risiko kecelakaan tetap menghantui.

Pada Rabu (19/11), pantauan Infosumbar memperlihatkan iring-iringan truk besar bergerak mulus melewati jalur tersebut. Tidak ada pemeriksaan, tidak ada pemberhentian, dan tidak ada tanda-tanda penindakan. Mereka melaju seolah menjadi penguasa jalan, sementara pengguna jalan lain harus mengalah.

Bagi sebagian orang, pemandangan itu mungkin sudah biasa. Namun bagi pengendara yang setiap hari melintasi rute tersebut, rasa takut selalu ikut menumpang di atas kendaraan mereka. Ketika truk bermuatan berat melaju dekat, hanya jarak beberapa meter saja, rasa khawatir berubah menjadi detak jantung yang tak stabil.

Rika, salah satu pengendara yang setiap hari bepergian dari Solok menuju Padang, mengaku selalu dihantui rasa cemas saat berada di jalur menurun Panorama I. “Kalau berpapasan, napas rasanya langsung pendek,” ujarnya. Ia paham benar bagaimana bahaya mengintai ketika sebuah truk bermuatan berlebih mengalami rem blong di medan curam.

“Ketakutan kami itu cuma satu: kalau rem mereka blong, kami yang jadi korbannya. Lalu siapa nanti yang bertanggung jawab?” ucap Rika, suaranya meninggi, menunjukkan kecemasan yang nyata.

Tidak hanya Rika, Rinto pengendara sepeda motor—juga merasakan ancaman serupa. Baginya, bukan hanya ukuran truk yang menakutkan, tapi juga ceceran batubara di jalan. “Kalau kena roda motor, licin sekali. Bisa langsung jatuh,” keluhnya. Ia berharap keberanian aparat sebanding dengan keberanian para truk itu melintas tanpa peduli keselamatan pengguna jalan.

Di tengah keresahan masyarakat, ada secercah harapan. Kasat Lantas Polresta Padang, AKP Riwal, merespons laporan tersebut dengan apresiasi. Ia menjanjikan peningkatan patroli pada titik-titik yang menjadi sorotan publik. “Kalau terlihat, akan kita hentikan dan kita periksa surat-suratnya,” tegasnya.

Meski begitu, masyarakat masih bertanya-tanya: sampai kapan Jalan Panorama I harus menjadi arena berbahaya setiap hari? Operasi Zebra Singgalang 2025 sejatinya digelar untuk menertibkan pengendara, namun bagi banyak orang, penertiban itu baru terasa adil jika truk-truk bermuatan berlebih juga mendapat perhatian yang sama.

Karena bagi para pengguna jalan, terutama mereka yang melintasi rute ini setiap hari, keselamatan bukan sekadar harapan tetapi kebutuhan yang harus dijaga, sebelum sebuah tragedi benar benar terjadi (*)