Rangkiangsumbar – Laut Mentawai yang biasanya tenang mendadak menjadi saksi perjuangan menegangkan enam penumpang kapal yang terombang-ambing di Selat Siberut. Kapal mereka, KM. South Telos, mengalami mati mesin di perairan utara Pulau Siberut pada Sabtu malam. Beruntung, upaya cepat tim Basarnas Mentawai membuahkan hasil: seluruh korban berhasil diselamatkan dalam keadaan selamat pada Minggu (26/10).
Pagi itu, suasana di Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mentawai berubah menjadi sibuk. Sekitar pukul 09.00 WIB, laporan masuk dari kapten kapal di wilayah Hibala, Nias Selatan. Empat warga negara asing dilaporkan terombang-ambing di laut dan meminta bantuan menuju Pokai serta Tuapejat, Mentawai. Tanpa menunggu lama, tim SAR gabungan segera dikerahkan.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Mentawai, Rudi, memimpin langsung koordinasi di lapangan. “Kami segera menyiapkan dua armada utama, KN SAR Ramawijaya 240 Mentawai dan RIB 03 Mentawai, untuk menjemput korban. Cuaca cukup bersahabat, gelombang tidak terlalu tinggi,” ujarnya, Senin (27/10).
Sekitar pukul 12.05 WIB, tim SAR akhirnya menemukan kapal korban di perairan Labuhan Bajau. Di tengah terik matahari dan riak ombak, tim menyambut para penumpang yang tampak kelelahan namun lega. Dua orang segera dievakuasi menggunakan RIB 03 menuju Pokai, sementara dua lainnya dibawa dengan KN SAR Ramawijaya 240 menuju Tuapejat. Proses evakuasi berjalan lancar tanpa hambatan berarti.
Dua korban pertama tiba di Pelabuhan Pokai Sikabaluan sekitar pukul 13.00 WIB, disambut petugas medis yang langsung melakukan pemeriksaan kesehatan. Sementara itu, kapal Ramawijaya 240 baru tiba di Tuapejat menjelang senja, sekitar pukul 17.45 WIB, membawa dua penumpang lainnya. Setelah memastikan seluruh korban dalam keadaan selamat, operasi resmi dinyatakan selesai pada pukul 17.55 WIB.
Keenam korban yang diselamatkan masing-masing adalah Firman dan Siefu (keduanya WNI), serta Sofia Martine (27), Grace Marie (23), Prow Josep Edward (34), dan Emil Tobias (33) — empat warga negara asing yang sedang berlibur di Mentawai. Mereka sempat panik saat kapal yang ditumpangi tiba-tiba kehilangan tenaga mesin dan tak bisa dikendalikan.
Operasi penyelamatan ini melibatkan berbagai unsur, mulai dari Tim Rescue Kantor SAR Mentawai, Unit Siaga SAR Siberut, hingga aparat Koramil dan Polsek Sikabaluan. Sejumlah peralatan seperti Rescue D-Max, alat komunikasi, hingga perlengkapan medis turut dikerahkan untuk mendukung proses evakuasi.
Rudi menyampaikan apresiasi kepada seluruh unsur yang terlibat dalam misi kemanusiaan tersebut. “Alhamdulillah, seluruh korban berhasil ditemukan dalam keadaan selamat. Terima kasih kepada seluruh tim SAR gabungan, TNI, Polri, dan masyarakat yang telah membantu secara maksimal,” ujarnya.
Dengan berakhirnya operasi ini, Basarnas Mentawai mengingatkan para pelaut dan wisatawan agar selalu memperhatikan kondisi cuaca, kesiapan mesin kapal, serta alat keselamatan sebelum berlayar. Laut Mentawai memang indah, namun kewaspadaan tetap menjadi kunci agar perjalanan di atas gelombang tidak berubah menjadi kisah penyelamatan darurat (*)


