Rangkiangsumbar / 17 September 2025 – Suasana di Nagari Nanggalo, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, Rabu sore (17/9), tampak tegang. Ratusan Anak Nagari berkumpul dan melakukan penyegelan terhadap salah satu bangunan milik nagari. Tindakan itu bukan sekadar protes, melainkan luapan keresahan atas konflik panjang dengan Kerapatan Adat Nagari (KAN) Nanggalo yang tak kunjung selesai.
Konflik ini telah berlangsung lama. Akar persoalannya berawal dari ketidakpuasan masyarakat terhadap pengelolaan aset nagari yang dinilai tidak transparan. Seiring waktu, ketidakjelasan itu berkembang menjadi perselisihan terbuka antara Anak Nagari dan Ketua KAN Nanggalo.
Situasi kian memanas ketika KAN melaporkan Anak Nagari ke Polsek setempat. Mereka dituduh merusak dua gembok kantor KAN. Namun, menurut Anak Nagari, kantor tersebut sejatinya adalah aset nagari sehingga pelaporan itu dianggap tidak masuk akal.
Tidak tinggal diam, Anak Nagari juga melaporkan balik Ketua KAN ke Polda Sumbar. Laporan itu menyangkut dugaan penggelapan dana nagari yang nilainya ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Perkara ini menambah daftar panjang konflik internal yang membuat masyarakat kian resah.
Puncak ketegangan muncul setelah beredar kabar bahwa salah satu bangunan nagari akan dikontrakkan kepada seorang anggota dewan. Bangunan itu kemudian dikontrakkan kembali kepada pihak lain. Bagi Anak Nagari, langkah ini jelas melanggar aturan adat karena dilakukan tanpa persetujuan masyarakat dan hanya melibatkan Ketua KAN.
Atas dasar itulah, ratusan Anak Nagari sepakat untuk menyegel bangunan tersebut. Mereka ingin mengirim pesan tegas: aset nagari tidak boleh dikelola sepihak, apalagi tanpa keterlibatan masyarakat.
Ketua Forum Anak Nagari Nanggalo, Yuldi Efendi, menyuarakan tuntutan mereka. “Aksi ini kami lakukan demi menjaga hak dan marwah nagari. Harapan kami kepada Bapak Kapolda Sumbar, agar laporan yang sudah kami sampaikan beberapa bulan lalu segera diproses,” ujarnya.
Kini, mata masyarakat tertuju pada langkah pemerintah daerah dan aparat penegak hukum. Mampukah konflik yang berlarut-larut ini segera diakhiri, atau justru akan terus menambah luka di tubuh Nagari Nanggalo? (*)






