Sumbar  

Sinergi Tim SAR Gabungan di Mentawai: Menyisir Ombak, Menemukan Jawaban

Rangkiangsumbar, 15 September 2025 – Ombak besar di Perairan Mapaddegat, Kecamatan Sipora Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, telah merenggut satu nyawa. Setelah tiga hari pencarian yang melelahkan, Tim SAR Gabungan akhirnya menemukan korban terakhir kecelakaan sampan nelayan yang terbalik di laut tersebut.

Senin pagi, sekitar pukul 06.41 WIB, suasana di tengah laut mendadak hening. Tim SAR yang menyisir perairan menggunakan RIB 02 Mentawai menemukan sosok yang mereka cari sejak kecelakaan itu terjadi. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, di titik koordinat 2°02’45.00″ S – 99°33’2.60″ E, sekitar 0,94 Nautical Mile arah selatan dari lokasi sampan terbalik.

Tubuh korban kemudian dibawa dengan hati-hati menuju Pelabuhan Tuapejat. Dari sana, jasad diserahkan kepada pihak kepolisian, sebelum akhirnya dibawa ke RSUD Mentawai untuk proses selanjutnya. Di pelabuhan, suasana duka menyelimuti warga yang menunggu dengan cemas kabar dari laut.

Dalam operasi ini, Basarnas tidak bekerja sendiri. Satu unit KN SAR Ramawijaya turut dikerahkan, bersama berbagai unsur potensi SAR lainnya. TNI, Polri, pemerintah daerah, hingga masyarakat setempat bahu-membahu menembus ombak, menyisir laut demi menemukan korban yang hilang.

Tiga hari pencarian bukanlah waktu yang singkat. Setiap harinya, harapan keluarga dan masyarakat beradu dengan rasa cemas. Hingga akhirnya, kabar ditemukannya korban menjadi jawaban sekaligus penutup duka. Operasi resmi dinyatakan selesai, dan seluruh tim yang terlibat dikembalikan ke kesatuan masing-masing.

Kecelakaan itu sendiri melibatkan dua orang nelayan. Davit, 44 tahun, harus meregang nyawa setelah sampannya terbalik dihantam gelombang. Sementara Candra, 28 tahun, berhasil selamat dari maut. Dua kisah berbeda, namun sama-sama meninggalkan kesan mendalam bagi masyarakat pesisir Mentawai.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Mentawai, Rudi, tak bisa menyembunyikan rasa terima kasihnya. Baginya, pencarian ini bukan hanya tugas, melainkan wujud nyata dari kerja sama semua pihak. “Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim SAR gabungan, baik dari Basarnas, TNI, Polri, pemerintah daerah, maupun masyarakat yang turut serta membantu pencarian. Dengan ditemukannya seluruh korban, operasi SAR kami nyatakan resmi ditutup. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” ujarnya.

Di ujung operasi yang melelahkan ini, Mentawai kembali diingatkan betapa ganasnya laut bisa berubah seketika. Bagi para nelayan, ombak bukan hanya sahabat yang memberi rezeki, tetapi juga ancaman yang bisa merenggut nyawa kapan saja. Tragedi Mapaddegat menjadi pelajaran pahit, sekaligus pengingat bahwa laut selalu menyimpan cerita duka dan harapan (*)