Rangkiangsumbar – Pengelola Kafe Padi Boneh, Novrianto (55), resmi melaporkan dugaan tindak penganiayaan yang dialaminya ke Polresta Padang pada Selasa (9/11). Laporan tersebut diterima di SPKT Polresta Padang pukul 12.40 WIB dengan nomor registrasi STTLP/B/1056/XII/2025/SPKT/POLRESTA PADANG/POLDA SUMBAR.
Peristiwa penganiayaan itu disebut terjadi pada Jumat (5/12/2025) sekitar pukul 23.15 WIB di Kafe Padi Boneh, Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Dalam laporannya, Novrianto mengaku dipukul oleh seseorang berinisial HN yang disebut sebagai anggota Dubalang Kota Padang, bersama beberapa orang lainnya.
Akibat kejadian tersebut, ia mengalami memar pada kepala, punggung, dada, dan wajah. Merasa dirugikan dan mendapat perlakuan kekerasan di tempat usahanya, Novrianto memilih menempuh jalur hukum agar kasus tersebut diproses sesuai peraturan.
Pihak kepolisian menyatakan akan menindaklanjuti laporan tersebut dan perkembangan perkara dapat diakses melalui kanal resmi Bareskrim Polri. Kasus ini kini menunggu proses penyelidikan lebih lanjut oleh Polresta Padang.
Berawal dari Razia Gabungan
Sebelumnya, perselisihan terjadi saat Satpol PP bersama Dubalang Kota Padang melakukan razia di kafe tersebut pada malam kejadian. Menurut pengelola, saat razia berlangsung musik sudah dimatikan dan hanya karyawan yang berada di lokasi. Namun beberapa anggota dubalang disebut masuk dengan suara keras dan meminta kafe ditutup.
Pengelola sempat mempertanyakan alasan razia dilakukan lebih awal, karena dalam sosialisasi Perda Nomor 1 yang digelar di sebuah hotel, disebutkan bahwa jam operasional kafe diperbolehkan hingga pukul 02.00 WIB.
Novrianto juga menepis tudingan bahwa ia mengeluarkan senjata tajam lebih dahulu. Ia menyebut justru dikeroyok terlebih dahulu, sehingga mengambil benda tajam hanya untuk mempertahankan diri.
Situasi kemudian memanas setelah salah satu dubalang diduga mengeluarkan kalimat arogan bahwa dirinya “tidak akan pernah takut kepada siapapun saat memakai baju dubalang”.
Pengelola mengaku telah berupaya menahan diri dan ingin menyelesaikan permasalahan secara baik-baik, namun tetap mendapatkan bentakan. Setelah insiden itu, ia mengaku kembali dikeroyok oleh sejumlah dubalang dan anggota Satpol PP melalui pukulan, cekikan, tendangan, bahkan ada yang diduga menggunakan kayu dengan alasan pengamanan (*)






