Rangkiangsumbar – Gelombang pasang yang biasanya membawa kesejukan di sepanjang Pantai Padang kini berubah menjadi pengingat akan dahsyatnya bencana. Sejak banjir besar melanda sebagian wilayah Sumatera Barat, tumpukan kayu gelondongan beragam ukuran memenuhi garis pantai dari Purus hingga Muaro. Pemandangan itu bukan hanya sisa hantaman arus sungai, tetapi juga petunjuk kuat adanya kerusakan parah di kawasan hulu.
Banjir yang terjadi sejak pekan lalu memicu rangkaian bencana: longsor, galodo, rumah hanyut, hingga jembatan yang roboh. Puluhan warga meninggal dunia, sementara Tim SAR Gabungan masih terus melakukan pencarian di Kabupaten Agam dan Padang Panjang, menyisir puing-puing yang ditinggalkan arus besar.
Di tengah keprihatinan itu, sorotan publik tertuju pada dugaan pembalakan liar sebagai salah satu penyebab utama kerusakan lingkungan yang memperparah bencana. Salah satu suara paling lantang datang dari Rahmat Saleh, Anggota DPR RI dari PKS, yang turun langsung meninjau kondisi lapangan.
“Ini fakta di lapangan. Kayu-kayu hanyut itu diduga kuat berasal dari aktivitas pembalakan liar,” ujar Rahmat ketika menyalurkan bantuan bersama DPW PKS Sumbar, Senin (1/12).
Sebagai legislator dari Daerah Pemilihan Sumatera Barat I dan anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi kehutanan, pertanian, dan kelautan, Rahmat mendesak Polda Sumbar, Kejaksaan Tinggi Sumbar, serta instansi terkait untuk bertindak cepat dan tegas.
“Polda Sumbar, Kejaksaan, dan instansi lainnya harus tegas. Tangkap orang-orang yang melakukan pembalakan liar itu. Jangan diam saja. Rakyat membutuhkan tindakan nyata,” tegasnya.
Rahmat juga menyatakan dukungan penuh terhadap aparat penegak hukum.
“Silakan tangkap kalau memang terbukti. Kami dukung sepenuhnya,” ujarnya.
Hingga kini, aparat kepolisian masih menelusuri asal-usul kayu gelondongan yang terbawa arus hingga ke pesisir Kota Padang. Pemandangan pantai yang berubah menjadi tempat berkumpulnya bongkahan kayu itu menjadi pengingat keras bahwa bencana bukan hanya urusan cuaca ekstrem, tetapi juga akibat ulah tangan manusia.
Dengan seruan keras dari parlemen dan tuntutan masyarakat, harapan kini tertuju pada langkah cepat aparat untuk mengungkap dan menindak para pelaku pembalakan liar sebelum bencana yang sama kembali menguji ketangguhan Sumatera Barat (*)






