Rangkiangsumbar – Sebuah kapal nelayan bernama Primadona dilaporkan hilang kontak saat melintas di perairan Pasaman Barat, Sumatera Barat. Laporan tersebut diterima Basarnas Padang pada Jumat (21/11) malam, setelah keluarga salah satu nelayan menyampaikan bahwa kapal tidak kunjung tiba di Air Bangis sesuai perkiraan waktu.
Kepala Kantor SAR Padang, Abdul Malik, menjelaskan bahwa laporan dari pihak keluarga diterima sekitar pukul 22.40 WIB. Setelah dilakukan pengecekan awal, Basarnas langsung menyiapkan personel untuk melakukan operasi penyelamatan. Kapal tersebut sebelumnya dijadwalkan tiba pada siang hari, namun hingga malam tidak ada kabar.
Kapal yang hilang diketahui merupakan jenis boat tempel berwarna putih dan merah dengan ukuran panjang 12 meter serta lebar 1,8 meter. Kapal itu memakai dua mesin 40 PK dan membawa enam orang nelayan yang kini seluruhnya belum dapat dipastikan keberadaannya.
Empat dari enam nelayan telah teridentifikasi, yakni Zulfikar (52), Akmal Daudi (40), Mario (36), dan Andika Putra (26), yang seluruhnya berasal dari Air Bangis. Sementara dua nelayan lainnya masih menunggu konfirmasi dari pihak keluarga.
Berdasarkan informasi yang diterima Basarnas, kapal itu bertolak dari Pulau Tanahmasa, Nias, pada Kamis (20/11/2025) sekitar pukul 06.30 WIB menuju Air Bangis. Kontak terakhir tercatat pada pukul 09.00 WIB di koordinat 0° 3’25.52″U – 99° 9’33.41″T sebelum komunikasi terputus.
Menanggapi laporan kehilangan tersebut, Basarnas Padang melakukan pemapelan ke sejumlah instansi terkait, termasuk VTS, Kansar Nias, dan Kansar Mentawai, guna memperluas jaringan informasi dan mempercepat proses pencarian.
Pada Jumat pagi, pukul 06.30 WIB, satu unit RIB 03 yang membawa enam personel diberangkatkan menuju lokasi terakhir kapal terdeteksi. Perjalanan tim dari Dermaga Sasak menuju titik pencarian diperkirakan membutuhkan waktu sekitar tiga jam.
Berbagai perlengkapan penyelamatan juga disiapkan, mulai dari RIB 03, kendaraan rescue double cabin, perangkat pertolongan di air, perlengkapan medis, komunikasi, drone, serta peralatan SAR lainnya guna mendukung operasi di lapangan.
Meski telah dikerahkan berbagai unsur, pencarian sempat terkendala oleh kondisi laut yang dilaporkan BMKG memiliki gelombang setinggi 1 hingga 2,5 meter disertai hujan serta angin berkecepatan 6–8 knot. Abdul Malik menegaskan Basarnas akan terus berupaya hingga kapal maupun para nelayan ditemukan (*)

