Rangkiangsumbar – Malam itu, Rabu (5/11), kawasan Palinggam masih tampak lengang. Lampu jalan memantulkan cahaya kuning yang jatuh di antara pemukiman penduduk. Di salah satu sudut, Tim Klewang Satreskrim Polresta Padang bergerak dengan langkah pasti. Informasi yang dikumpulkan berhari-hari mengarah pada satu nama: Dedi Saputra. Pria 38 tahun, warga Sungai Barameh, yang diduga kuat menjadi bagian dari serangkaian pencurian sepeda motor di Kota Padang.
Tak butuh waktu lama. Dedi berhasil diamankan tanpa perlawanan. Di balik sikap pasrahnya, jejak aksinya telah mencatat belasan Tempat Kejadian Perkara (TKP). Bukan sekali dua kali, melainkan berkali-kali. Sepeda motor milik warga raib seketika, meninggalkan keresahan yang sulit terhapuskan.
Namun tugas malam itu belum selesai. Keterangan dari pelaku pertama membuka arah baru. Tim Klewang kembali menyusuri jalan, kali ini menuju kawasan Sungai Beremas, Kecamatan Lubuk Begalung. Di sana, seorang pria lain disebut terlibat dalam aksi yang sama. Namanya Rizki Saputra, 34 tahun, warga Jalan Seberang Palinggam. Dan seperti halnya Dedi, ia pun tak berkutik saat aparat mengamankan dirinya.
Dalam kehidupan sehari-hari, Dedi dan Rizki bukanlah sosok yang mencolok. Mereka tinggal di lingkungan yang padat, berjalan di tengah masyarakat seperti orang kebanyakan. Namun di balik itu, polisi menduga keduanya telah menjadikan pencurian sebagai jalan mencari keuntungan cepat. Sementara di sisi lain, para korban harus menanggung kehilangan yang seringkali tak sederhana sepeda motor yang menjadi penopang pekerjaan dan kebutuhan keluarga.
Satu unit motor berhasil diamankan sebagai barang bukti. Motor itu kini terparkir di halaman Mapolresta Padang, menjadi saksi bisu perjalanan panjang kejahatan yang akhirnya menemui ujungnya. Setiap goresan dan debunya seakan menyimpan kisah pemilik yang kehilangan, dan pelaku yang akhirnya terhenti langkahnya.
Kasatreskrim Polresta Padang, Kompol M. Yasin, menyampaikan bahwa penangkapan ini merupakan hasil penyelidikan yang memerlukan kesabaran. “Pelaku sudah meresahkan masyarakat. Kini mereka telah kami amankan untuk proses hukum lebih lanjut,” ungkapnya. Suaranya tegas, namun tetap menyiratkan bahwa pekerjaan belum selesai.
Pengembangan masih berjalan. Pintu-pintu kemungkinan lainnya masih perlu dibuka. Polisi masih menelusuri apakah ada pelaku lain yang terhubung, atau jaringan penadah yang menjadi jalur perputaran barang hasil curian. Setiap simpul akan diperiksa, karena ketenangan kota ini bukan hal yang boleh diganggu begitu saja.
Di akhir kisah malam itu, satu pesan kembali ditegaskan: kewaspadaan adalah pagar pertama bagi masyarakat. Sebuah motor yang diparkir dengan kunci ganda, lokasi yang terang, dan sikap tidak abai adalah langkah kecil yang menyelamatkan sesuatu yang besar. Karena di kota yang hidup sepanjang hari, kejahatan selalu menunggu celah sekecil apapun untuk masuk (*)






